Keris pusaka yang terkenal serta legendaris dari zaman peralihan
Majapahit dan Demak Bintoro. Keris berluk 11 ini muncul bersama Keris
Kiai Nogososro. Dua keris ini disebut-sebut sebagai warisan zaman
Majapahit. Keduanya bahkan sering disebut dalam satu rangkaian
Nogososro-Sabuk Inten. Tak lain karena kedua keris ini diyakini sebagai
sepasang lambang karahayon atau kemakmuran sebuah kerajaan. Nogososro
mewakili wahyu keprabon yang hilang dari tahta Demak dan Sabuk Inten
mewakili kemuliaan dan kejayaannya.
Banyak versi yang mengungkap tentang legenda Keris Sabuk Inten ini.
Namun di zaman modern seperti sekarang, keris berdapur Sabuk Inten lebih
menarik minat seseorang untuk memilikinya. Tak lain karena keris
tersebut diyakini bisa melancarkan rejeki dan mendatangkan kemuliaan.
Sejak zaman Majapahit, Keris Sabuk Inten memang sudah mewakili golongan
bangsawan atau kaum mapan, sehingga diperangi oleh keris Kiai Sengkelat
yang mewakili kaum marjinal atau golongan rakyat jelata yang merasa
terpinggirkan. Dua keris yang melambangkan situasi perpecahan di masa
akhir Majapahit ini lalu memunculkan keinginan untuk bersatu padu yang
juga dimanifestasikan dalam bentuk keris, Kiai Condong Campur.
Mpu Djeno mengatakan, jenis pamor yang multi dan makna itu kemudian
dipertegas dengan jumlah luk-nya. Luk 11 pada intinya merupakan lambang
kedinamisan dan semangat pantang menyerah untuk menggapai tujuan. Dengan
demikian, Keris Sabuk Inten dengan luk 11 menjadi tegas makna dan
sebagai keris yang berperbawa besar untuk sebuah kemuliaan atau kejayaan
dan semangat pantang menyerah.
Ada rasa/minat/Jodoh :
Inbox
Griya Pusaka
SMS/Tlp : 085236028323
Salam Budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar